Deretan Lagu & Band Indie Indonesia yang Mencuri Perhatian

Tentu saja, kita semua pernah mendengar istilah "band Indie," bukan? Istilah "Indie" sendiri diambil dari bahasa Inggris yang berarti 'Independen' atau bebas, mandiri, dan tidak bergantung pada pihak lain. Band ini mengadopsi gerakan musik yang bebas dan mandiri, tidak terikat kontrak dengan label atau perusahaan tertentu. Kebebasan ini memungkinkan mereka menciptakan musik sesuai keinginan tanpa batasan tertentu.

Namun, permasalahan yang muncul adalah kurangnya pengenalan terhadap lagu-lagu indie Indonesia, serta kendala dalam proses rekaman, pemasaran, dan jadwal manggung yang sering kali terhambat. Untuk itu, bagi Anda yang penasaran dengan beberapa grup band indie Indonesia, berikut adalah nama-nama musisi yang patut diperhitungkan:

1. Mocca

Pada tahun 2002, band asal Bandung ini berdiri. Mocca berhasil menciptakan lagu-lagu yang cukup hits di hampir semua stasiun radio, dan keunikan aliran swing-nya membawa kesuksesan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Beberapa lagu populer Mocca antara lain "I Remember," "On The Night Like This," dan "My Only One."

2. Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca, atau ERK, terbentuk di Jakarta pada tahun 2001. Mereka dikenal sebagai musisi yang menyajikan musik atau lagu yang menyentuh hati serta memotret keadaan sosial di sekitar mereka. "Jatuh Cinta itu Biasa Saja" adalah salah satu lagu dari koleksi mereka yang mencerminkan keindahan dalam kesederhanaan.

3. The Adams

Berasal dari Jakarta dan mengusung aliran musik Power Pop, The Adams telah merilis tiga album studio sejak 2001. Album terbaru mereka, 'Agterplaas,' mencerminkan semangat mereka dalam berkarya.

4. Sore

Sore, band asal Jakarta yang terbentuk pada tahun 2002, menggunakan gaya musik jadul dengan nuansa jazz yang ringan. "Pergi Tanpa Pesan" adalah salah satu lagu populer mereka yang mengisahkan tentang pencarian belahan hati.

5. White Shoes & The Couple Company

WSATCC, senior di dunia musik Indie Indonesia, lahir pada tahun 2002 di Jakarta. Lagu mereka, "Kisah dari Selatan Jakarta," tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di Amerika.

6. Band Indie Payung Teduh

Beranggotakan empat orang alumni UI, Payung Teduh, yang terbentuk di Jakarta pada akhir 2010, menggabungkan elemen pop, keroncong, dan jazz dalam musik mereka. Lagu-lagu seperti "Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan" dan "Akad" menjadi daya tarik bagi penggemar setia mereka.

7. The Panturas

Bagi Anda yang menyukai nuansa surf-rock, The Panturas adalah pilihan yang tepat. Terbentuk pada tahun 2012, band ini berasal dari Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Salah satu lagu populer mereka, "Putra Petir," menceritakan kisah seorang pahlawan super bernama Gundala.

8. Fourtwnty

Didirikan pada tahun 2010 di Jakarta, Fourtwnty, yang terdiri dari Ari Lesmana, Roots, dan Nuwi, telah menjadi cukup terkenal, terutama setelah mengisi soundtrack film 'Filosofi Kopi 2' dengan lagu "Zona Nyaman." Lagu ini bercerita tentang seseorang yang berusaha keluar dari zona nyaman.

9. Banda Neira

Hanya terdiri dari dua orang, Rara Sekar dan Ananda Badudu, Banda Neira adalah proyek iseng yang menghasilkan empat lagu menarik untuk didengarkan. Sayangnya, band ini harus bubar pada tahun 2016 setelah beberapa tahun berkarya. Lagu-lagu mereka seperti "Di Atas Kapal Kertas" dan "Rindu" tetap dikenang.

10. Barasuara

Barasuara, band asal Jakarta yang dibentuk oleh TJ Kusuma, Gerald Situmorang, Puti Chitara, Asteriska, dan Marco Steffiano, merilis album pertamanya, 'Taifun,' pada tahun 2015. Dengan aliran rock, lagu-lagu mereka, seperti "Taifun," memotret pilihan dalam hidup.

11.Reality Club

Dikategorikan sebagai band Indie Rock, Reality Club dibentuk pada tahun 2016. Meskipun baru, vokalisnya yang terkenal, Fathia Izzati, yang juga seorang YouTuber, menambahkan daya tarik tersendiri. Lagu populer mereka, "Telenovia," membahas kebingungan dalam cinta.

12. Feast

Feast, dengan aliran rock, terdiri dari mahasiswa FISIP UI. Meskipun baru merilis lagu pada tahun 2017, mereka mulai populer pada tahun 2018. Lagu-lagu mereka sering mengangkat tema realitas dan kriminalisasi di Indonesia, seperti "Peradaban" yang berbicara tentang keinginan untuk bangkit.